Seorang manajer yang mengurus sebuah manajemen
harus mengerjakan tugasnya secara efektif dan efisien. Hal ini sangat penting
agar setiap tujuan dapat terselesaikan dengan baik dan dengan cara yang baik
pula. Menurut bahasa, efektif berarti
tujuan dapat terselesaikan dengan baik atau target yang ditetapkan dapat
tercapai, efektif juga lebih fokus terhadap hasil akhir.
Sementara efisien
berarti setiap pekerjaan atau tugas dapat dikerjakan dengan cara yang baik,
benar, dan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. Jika dibandingkan
dengan efektif, efisien lebih fokus terhadap proses dalam menjalani sebuah
tugas daripada hasil akhir dari tugas tersebut.
Dalam contoh kasus nyata antara efektif dan
efisien, keduanya sangatlah penting dan sangat berkaitan satu sama lain dalam
proses manajemen. Bagi seorang manajer dalam memilih antara efektif dan efisien
tergantung dengan kasus, situasi, dan kondisi yang sedang dihadapi oleh seorang
manajer.
Contoh Kasus : Online Shopping ( Efektif &
Efisien )
Pada
dewasa ini perkembangan teknologi semakin maju dan berkembang, perkembangan
teknologi ini juga memudahkan masyarakat dalam bertransaksi, berkomunikasi, dan
mencari informasi. Seorang manajer dalam mengembangkan usahanya terus berpikir
tentang cara agar konsumen dapat lebih mudah berbelanja tanpa ‘ribet’ mengantre dan pergi ke mall.
Akhirnya ditemukanlah Online Shopping yang dapat memudahkan konsumen untuk berbelanja
dimanapun, kapanpun, dan dalam kondisi apapun. Hal ini lebih efektif dan
efisien daripada berbelanja langsung dengan cara pergi ke mall.
Mengapa
efektif? Karena konsumen bisa mendapatkan barang yang sama seperti yang ada
pada toko atau mall dengan harga yang
tak jauh bedanya saat berbelanja lansung.
Mengapa efisien? Karena konsumen bisa berbelanja tanpa harus datang ke mall, bahkan dengan adanya online shop ini mall-lah yang datang ke konsumen. Hal tersebut dapat menghemat waktu dan tenaga, khususnya untuk para pekerja yang sibuk tak punya waktu untuk berbelanja.
Contoh Kasus : Merpati Airlines ( Efektif )
Merpati
Airlines adalah perusahaan maskapai penerbangan Indonesia yang mengalami
penurunan stock. Akhirnya untuk menyelamatkan perusahaan ini dari kebangkrutan,
pemerintah menyelamatkan peusahaan ini dengan memberikan dana.
Hal
ini efektif namun tidak efisien, Mengapa? Karena meskipun tujuan tercapai
dengan target beberapa tahun kedepan, tapi pemerintah tetap mengeluarkan dana
atau input yang sangat besar untuk Merpati ini. Berbeda dengan prinsip efisien
yang lebih mementingkan proses yang benar dengan cara meminimalisir input dan
memaksimalkan output.
Pemerintah
lebih mementingkan tujuan akhir agar perusahaan Merpati ini dapat bangkit
kembali dan dapat menghasilkan laba untuk pemerintah. Sehingga dapat dikatakan
dari contoh kasus Merpati Airlines pemerintah memikirkan tentang cara agar
perusahaan ini dapat efektif menghasilkan laba untuk pemerintah.
Contoh Kasus : Quick Count ( Efisien )
Salah satu ‘hasil’
dari berkembangnya teknologi, informasi, dan komunikasi adalah teknik hitung
cepat atau quick
count. Quick Count adalah sebuah metode verifikasi hasil pemilihan umum yang
dilakukan dengan menghitung persentase hasil pemilu di tempat
pemungutan suara
(TPS) yang dijadikan sampel.
Berbeda dengan survei
perilaku pemilih, survei pra-pilkada atau survei exit poll, hitung cepat
memberikan gambaran dan akurasi yang lebih tinggi, karena hitung cepat
menghitung hasil pemilu langsung dari TPS target, bukan berdasarkan persepsi
atau pengakuan responden. Selain itu, hitung cepat
bisa menerapkan teknik sampling probabilitas sehingga hasilnya jauh
lebih akurat dan dapat mencerminkan populasi secara tepat.
Tujuan dan manfaat dari
hitung cepat adalah agar pihak-pihak yang berkepentingan memiliki data
pembanding yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya kemungkinan kecurangan
yang terjadi pada proses tabulasi suara. Dengan hitung cepat, hasil pemilu
dapat diketahui dengan cepat pada hari yang sama ketika pemilu diadakan.
Jauh lebih cepat
dibandingkan hasil resmi yang dikeluarkan oleh Komisi
Pemilihan Umum
(KPU) yang memakan waktu lebih kurang dua minggu. Selain itu dengan hitung
cepat biaya yang dibutuhkan jauh lebih hemat daripada melakukan penghitungan
secara keseluruhan.
Mungkin dalam hitung cepat
waktu yang digunakan bisa lebih hemat dan efisien karena dapat diketahui hasil
dari pemilihan umum tersebut pada waktu dan hari yang sama. Namun, jika dilihat
dari contoh kasus nyata kemarin adalah hitung cepat atau quick count membuat rancu para pembaca hasil survey.
Karena beberapa lembaga
menghasilkan hasil yang berbeda sehingga hasilnya kurang memuaskan dan ‘malah’
membuat bingung para pembaca survey. Sehingga dapat dikatakan hitung cepat ini
efisien namun kurang efektif.
No comments:
Post a Comment